Sasana Budaya Bangli Mangkrak, Warga Kecewa: Bangunan Miliaran Rupiah Tak Terawat

Sasana Budaya Bangli
Penampakan proyek Sasana Budaya Bangli yang ditumbuhi tanaman liar - Foto : Ist

BANGLI – balinusra.com | Proyek Sasana Budaya Bangli yang digadang-gadang sebagai pusat kegiatan seni dan budaya kini justru menyisakan kekecewaan. Bangunan megah yang dibangun dengan anggaran miliaran rupiah tersebut tampak tidak terawat, ditumbuhi rumput liar, dan tidak menunjukkan aktivitas berarti.

Pantauan di lokasi pada Minggu (6/7/2025) menunjukkan cat bangunan mulai mengelupas, beberapa bagian gedung tampak rusak, dan area sekitar dipenuhi semak liar. Tak ada tanda-tanda pemanfaatan, seolah proyek ini hanya menjadi simbol kosong tanpa fungsi.

“Katanya untuk seni dan budaya dan kegiatan masyarakat, tapi nyatanya kosong. Sayang uang miliaran,” ujar salah satu warga setempat yang enggan disebut namanya.

Warga berharap bangunan tersebut bisa dimanfaatkan untuk kegiatan masyarakat, sesuai dengan tujuan awal pembangunan.

Dari penelusuran tim redaksi, pembangunan Sasana Budaya Bangli merupakan proyek multi-years yang berada di bawah Satuan Kerja Dinas PUPRPKP Kabupaten Bangli. Proyek ini sempat beberapa kali tertunda karena kendala tender.

Tahun 2023, proyek tender “Penataan Sasana Budaya di Kabupaten Bangli” dimenangkan oleh CV. Nandini dengan nilai kontrak Rp 3,9 miliar dari pagu anggaran Rp 4,9 miliar. Tahun 2024, proyek berlanjut dengan nama “Lanjutan Pembangunan Sasana Budaya Bangli” dan dimenangkan oleh PT. Sida Dadi Prekanti senilai Rp 4,2 miliar dari pagu Rp 4,86 miliar.

Namun, setelah dua tahun anggaran digelontorkan, bangunan justru terbengkalai dan memicu sorotan publik.

Ketua Komisi III DPRD Bangli, I Wayan Merta Suteja, saat dikonfirmasi mengakui bahwa proyek tersebut merupakan proyek jangka panjang dan pengawasan teknis berada di bawah instansi terkait.“Kalau saya secara umum, pengawasannya teknis oleh Dinas PU dan juga BPK nantinya. Soal kondisi saat ini, faktor cuaca juga berpengaruh karena hujan terus menerus lebih dari 10 hari,” ujarnya melalui pesan singkat.

Namun ia tidak menjelaskan secara rinci soal kualitas bangunan maupun penyebab belum dimanfaatkannya gedung tersebut hingga saat ini.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Dinas PUPRPKP Bangli maupun instansi terkait lainnya. Publik kini menanti transparansi dan kejelasan pemanfaatan aset publik ini agar tidak benar-benar menjadi monumen pemborosan anggaran. Tim/Baiq

TERP HP-01