Waspada Gelombang Tinggi di Perairan Bali-Lombok hingga 10 Oktober

Gelombang
Ilustrasi gelombang tinggi. Foto : Ist

BADUNG – balinusra.com | Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi yang diperkirakan melanda sejumlah perairan di wilayah Bali dan Lombok hingga Jumat, 10 Oktober 2025. Tinggi gelombang diprediksi mencapai puncaknya antara 2,5 hingga 4 meter, berpotensi besar mengganggu aktivitas pelayaran dan keselamatan masyarakat pesisir. Kawasan perairan yang terdampak paling parah meliputi Selat Badung, bagian selatan Selat Lombok, dan seluruh perairan selatan Pulau Bali.

Menurut Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, kondisi ekstrem ini terutama terjadi di perairan terbuka yang menerima pengaruh kuat dari pola angin dan swell yang berasal dari Samudra Hindia. “Kewaspadaan maksimum diimbau bagi seluruh pengguna jasa pelayaran,” ujarnya.

Selain ancaman gelombang 2,5–4 meter di selatan, BBMKG juga memperkirakan gelombang setinggi 1,25–2,5 meter di Selat Bali bagian selatan dan Selat Lombok bagian utara. Kondisi ini berpotensi mempengaruhi layanan pelayaran jarak pendek seperti rute feri antarpulau, mobilitas warga pesisir, serta aktivitas wisata bahari seperti snorkeling dan diving yang harus disesuaikan atau bahkan dibatalkan demi keselamatan.

Fenomena cuaca ini terjadi di tengah peningkatan signifikan arus transportasi udara pasca-gelaran MotoGP Mandalika 2025 yang berakhir 5 Oktober lalu. Meskipun Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mencatat lonjakan penumpang dengan rute spesifik, mobilitas laut kini terhambat. Lonjakan antusiasme di udara kontras dengan hambatan dan risiko di jalur perairan Bali-Lombok.

BBMKG mencatat bahwa pola angin di perairan selatan Bali cenderung bertiup dari tenggara ke barat daya dengan kecepatan antara 4 sampai 25 knot. Kombinasi kecepatan dan arah angin inilah yang menjadi faktor utama pembentukan gelombang tinggi, memperkuat ancaman bagi kapal-kapal kecil dan kapal feri yang melintasi perairan terbuka.

Menindaklanjuti potensi risiko ini, BBMKG mengimbau nelayan agar menunda pelayaran jika kondisi gelombang mendekati ambang berisiko. Operator kapal dan penyedia layanan wisata bahari diminta untuk meninjau kembali rute dan jadwal keberangkatan. Selain itu, instansi terkait pelabuhan dan SAR diperintahkan untuk bersiaga dan menyiapkan prosedur tanggap darurat guna memitigasi potensi kecelakaan laut. Baiq

TERP HP-01