Teknologi Filtrasi Mikroplastik Diperkenalkan di Desa Petak Kaja Gianyar

IMG-20250806-WA0000

GIANYAR – balinusra.com | Kerusakan lingkungan disebabkan oleh pemanfaatan teknologi yang berlebihan.

Bahkan, kemajuan teknologi bisa berdampak buruk bagi lingkungan, yang salah satunya berada di aliran sungai dan saluran irigasi pertanian alami di areal persawahan, yang sepatutnya memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani.

Untuk itu, juga diperlukan teknologi guna mengatasi dampak kerusakan lingkungan akibat teknologi itu sendiri.

Demikian disampaikan I Nyoman Payu selaku Kepala Desa Petak Kaja, saat kegiatan Sosialisasi Teknologi Filtrasi Mikroplastik pada Saluran Irigasi Pertanian Alami yang dilakukan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Udayana (Unud) di Kantor Desa Petak, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Selasa, 5 Agustus 2025.

“Pada hari ini, Tim PKM Unud melakukan presentasi dan sosialisasi tentang peran penting dari sebuah alat yang disebut Teknologi Filtrasi Mikroplastik,” kata Nyoman Payu.

Dengan kemajuan teknologi yang dihancurkan oleh teknologi itu sendiri, maka teknologi yang digunakan sebagai alat untuk mengembalikan alam itu sendiri kepada kondisi semula.

Teknologi Filtrasi
Mikroplastik ini diakui sebagai sebuah alat yang belum sempurna mungkin, tapi diharapkan bisa dipakai untuk menyaring Mikroplastik sebagai unsur plastik terkecil, agar tidak masuk ke areal persawahan.

Ketika plastik itu berupa logam berat masuk ke sawah, tentunya akan berdampak pada keasaman tanah itu sendiri.

“Jika tanah itu asam, apapun ditanam di tanah sawah itu tidak akan tumbuh dengan baik. Itu manfaat dari Mikroplastik sebagai salah satu alat untuk mencegah kerusakan lingkungan oleh unsur plastik dan unsur logam berat itu sendiri,” terangnya.

Meski demikian, Nyoman Payu tidak menolak atas kemajuan teknologi. Dengan ditemukan Teknologi Filtrasi Mikroplastik, Nyoman Payu berharap Teknologi Filtrasi Mikroplastik dapat menyeimbangkan alam semesta.

Ketika alat ini sudah sempurna, maka layak digunakan untuk meningkatkan produktivitas sawah dan produksi di tanah sawah.

Kalau memungkinkan dari pihak Unud bisa melakukan demplot dulu di Desa Petak Kaja, yang akan dicoba bekerjasama dengan petani lokal.

“Kami berada di hulu tentunya harapan Mikroplastik itu tidak sampai ke areal
sawah,” urainya.

Diharapkan alat ini bisa berdampak positif untuk meningkatkan produksi pertanian, untuk menghindari kerusakan lingkungan.

“Ketika alat ini sudah baik dan layak diuji coba, kami siap buatkan demplot untuk pelaksanaan dari alat Mikroplastik itu sendiri,” tuturnya.

Sementara itu, Cokorda Gde Dibya selaku Penglingsir Puri Petak menyebutkan Alat Filtrasi Mikroplastik sangat membantu masyarakat Desa Petak Kaja yang sebagian besar bekerja sebagai petani, lantaran wilayahnya masih 50 persen berupa sawah.

Apalagi, Teknologi Filtrasi Mikroplastik digunakan demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan di bidang pengairan sawah yang sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani.

“Mereka tidak tahu air yang mengalir ke sawah itu ada kandungan plastik dan sebagainya yang berbahaya untuk pertumbuhan padi itu sendiri, sehingga diperkenalkan alat ini oleh Prof. Nitya Santhiarsa dari Unud,” kata Cokorda Gde Dibia.

Jika ada benda-benda yang mengurangi pertumbuhan padi atau bersifat racun di genangan air, lanjutnya hal tersebut bisa disaring oleh alat ini, yang mengakibatkan kondisi air kembali jernih yang mengairi sawah itu sendiri.

“Itu bisa tersaring benda-benda yang akan menjadi racun di sawah itu melalui aliran air bisa tersaring dan air itu bersih kembali, sehingga aman untuk dikonsumsi padi tersebut,” urainya.

Dengan diperkenalkan alat baru, lanjutnya masyarakat Desa Petak Kaja semakin antusias guna mendukung keberadaan alat yang bisa digunakan oleh petani lokal. “Untuk ini, tentunya ada fee ongkos dan biaya untuk mengoperasikan alat ini,” tambahnya.

Mudah-mudahan keberadaan alat ini, diharapkan Pemerintah bisa membantu produktivitas padi yang bergerak di bidang pertanian.

Mengingat, alat itu segera bisa digunakan, sekaligus alat ini diperkenalkan di lapangan, seperti di hulu sungai atau pemilah-pemilah aliran air.

“Semoga petani-petani disini bisa menghasilkan padi yang sehat dan bisa juga padi itu tumbuh dengan merata dengan hasil yang bagus,” tandasnya.

Oleh karena itu, Yohana selaku Mahasiswi KKN Unud Petak Kaja mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan pihak Desa Petak Kaja. Mengingat, alat ini sangat penting bagi kebutuhan masyarakat, khususnya di Desa Petak Kaja.

“Masyarakat disini masih bergantung pada air, terutama bersumber dari alam. Jadi, alam ini bisa bantu masyarakat, dengan dilakukan aksi menyaring dan memfiltrasi lagi terkait Mikroplastik yang ada dari air, yang penggunaannya bisa buat kebutuhan sehari-hari maupun pengairan irigasi,” kata Yohana.

Yohana berharap, alat ini bisa berguna dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat Desa Petak Kaja.

“Alat ini juga bisa membantu para petani untuk pengairan irigasi. Kami juga bisa mendemonstrasikan alat ini dengan menggencarkan sosialisasi, yaitu mengundang masyarakat Desa untuk ke Kantor Desa tentang cara penggunaan bermanfaat buat kedepannya,” kata Yohana.

Patut diketahui bahwa Teknologi Filtrasi Mikroplastik dibuat dan dikembangkan oleh Dosen Program Studi (Prodi) Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana (Unud), Prof.Dr.Ir. IGN. Nitya Santhiarsa, M.T.

Meski demikian, Teknologi Filtrasi Mikroplastik ini masih perlu dikembangkan, mengingat sekarang masih berupa Prototipe.

“Jika ingin diaplikasikan di lapangan berupa saluran irigasi atau aliran sungai/tukad perlu penyempurnaan, terutama pada sumber daya listrik yang praktis, peralatan apung dan keamanan perangkat,” pungkasnya. *

 

TERP HP-01