Para pengunjung yang sedang melihat lukisan abstrak karya dari Putu Bonuz
DENPASAR – balinusra.com | Sudakara Art Space dengan bangga mempersembahkan pameran tunggal dari seniman asal Nusa Penida, Putu Bonuz, bertajuk Wave Dance. Pameran ini menampilkan karya-karya lukis abstrak yang menggambarkan hubungan emosional dan visual antara laut, pesisir, dan gunung dalam kehidupan seniman.
Sebagai sosok yang tumbuh di lingkungan pesisir, Putu Bonuz menjadikan laut sebagai inspirasi utama dalam proses kreatifnya. Warna biru yang dominan dalam karyanya menggambarkan dinamika ombak, sedangkan tekstur kasar yang berpadu dengan warna hitam mewakili tebing-tebing pesisir yang kokoh serta prinsip hidup yang teguh. Dalam beberapa karyanya, bentuk gunung yang samar juga muncul sebagai refleksi dari Gunung Agung yang menjadi bagian dari lanskap harian masa kecilnya.
“Wave Dance adalah ungkapan visual tentang bagaimana laut menyentuh daratan, sama halnya seperti warna menyentuh kanvas. Pameran ini membawa kita pada pengalaman melihat laut, bukan hanya sebagai lanskap, tapi sebagai bagian dari perjalanan hidup dan identitas,” ungkap Putu Bonuz pada Jumat (16/5/2024) dalam acara press konferensi pembukaan pamerannya.
Pameran ini terbuka untuk umum dan berlangsung mulai 16 Mei 2025 hingga 31 Juli 2025 di Sudakara Art Space, Sudamala Resort, Sanur. Pengunjung diajak untuk menikmati karya seni yang tidak hanya berbicara tentang bentuk dan warna, tetapi juga tentang cerita, kenangan, dan kedekatan manusia dengan alam.
Putu Bonuz menambahkan, setiap kanvas adalah ekspresi spontan sang seniman, tidak ada satu pun karya yang secara khusus diunggulkan. Semua muncul dari perasaan dan energi yang datang begitu saja, seperti percikan warna yang secara alami membentuk cerita pada dinding kanvas.
“Bagi saya, satu karya tak pernah benar-benar selesai, karena setiap cipratan warna adalah bagian dari narasi yang panjang. Saya tidak bisa menunjuk karya mana yang paling penting, karena semuanya lahir dari pengalaman pribadi dan intuisi,” tambahnya.
Melalui teknik cipratan warna yang menyerupai jejak alam di dinding-dinding pesisir, Putu Bonuz mengajak semua orang memahami bahwa seni bisa menjadi ruang dialog antara manusia dan alam, tentang bagaimana kehidupan dijalani, dikenang, dan dirayakan. Baiq