MATARAM – balinusra.com | Menjelang puncak musim kemarau pada September 2025, sebanyak sembilan kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat (NTB) ditetapkan dalam status siaga darurat kekeringan. Dari jumlah tersebut, hanya Kota Mataram yang belum masuk dalam kategori tersebut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Ir. H. Ahmadi, menyampaikan pihaknya mulai bersiap menyalurkan bantuan air bersih apabila terjadi eskalasi darurat kekeringan.
“Sekarang kita pada posisi siaga darurat kekeringan. Artinya, kita berjaga-jaga. Kalau terjadi peningkatan eskalasi, kita langsung melaksanakan operasi. Misalnya untuk penyaluran air bersih dengan mobil tangki,” ujarnya, Senin (25/8/2025).
Meski demikian, hingga kini permintaan bantuan air bersih baru datang dari kelompok masyarakat. Sementara pemerintah kabupaten/kota di NTB belum mengajukan permohonan resmi.
Untuk mendukung langkah penanganan, BPBD NTB telah mengajukan dana Bantuan Tidak Terduga (BTT) senilai Rp300 juta. Dana tersebut dinilai cukup karena penanganan dilakukan secara sinergis bersama pemerintah daerah, lembaga pusat, swasta, hingga NGO.
“Awal September ini penanganan mulai diback up provinsi karena eskalasinya sudah mulai besar. Mudah-mudahan usulan BTT ini bisa mencukupi kebutuhan, terutama untuk masyarakat yang membutuhkan air bersih,” jelas Ahmadi.
Terkait fenomena kemarau basah yang terjadi tahun ini, ia memastikan curah hujan di musim kering tidak berpengaruh signifikan terhadap ketersediaan debit air.
“Situasional saja sifatnya, walaupun mendung-mendung, turun curah hujan juga sangat rendah. Jadi tetap saja kita kembali kepada sirkulasi fenomena musim kemarau. Itu terjadi setiap itu,” pungkasnya. *