Pameran Toba Bali Art Project, Perjumpaan Estetika Toba dan Bali di Sanur

WhatsApp Image 2025-07-12 at 21.30.22_8a97e326
Kelompok Seniman Toba (Batak) menggelar pameran di Santrian Hotel Gallery. Pameran ini berlangsung dari Jumat, 11 Juli s.d. 30 Agustus 2025.

DENPASAR – balinusra.com |  Kolaborasi lintas budaya dan lintas daerah kembali hadir melalui Pameran Toba Bali Art Project yang digagas oleh kelompok seniwati Pertiwi. Berangkat dari semangat membangun medan seni rupa di kawasan Danau Toba, proyek ini menjadi ruang temu antara seniman Toba dan Bali dalam memperkuat ekosistem kesenian berbasis nilai lokal.

Kurator Wayan Seriyoga Parta menjelaskan, pameran ini merupakan bagian dari proyek panjang bertajuk “Merajut Nusantara (Weaving The Colours of The Archipelago)” yang dimulai sejak Maret 2023. Inisiatif ini berawal dari perjalanan seni rupa yang dilakukan oleh pelukis Ayu Sri Wardani dan Erland Sibuea, yang kemudian mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk Nick Djatnika dan Bernard Tampubolon di Perth, Australia.

Perjalanan tersebut mempertemukan tim Pertiwi dengan seniman Toba seperti Edward Tigor Siahaan, Sebastian Hutabarat, Febrantonius Sinaga, Aan Turnip, dan lainnya. Pameran pertama bertajuk “Pertiwi Negeriku” sukses digelar serentak di tujuh lokasi di kawasan Danau Toba pada 22 September–25 Oktober 2023, termasuk IT Del Laguboti, Toba Caldera Resort, dan Toba Art Gallery Balige.

“Program ini terbilang cukup nekat dan tergolong ambisius. Menimbang sebelumnya tidak pernah ada pameran seni rupa serentak di tujuh lokasi di Toba,” ujar Wayan Seriyoga Parta.

Setahun berselang, Ayu Sri Wardani dan Oka Armini kembali ke Toba dan menjalin kedekatan dengan lebih banyak seniman muda seperti Andy Boy Sianipar, Jeremy Pratama Manurung, Parulian Silaban, dan lainnya. Rencana untuk membawa mereka berpameran ke Bali akhirnya terwujud pada tahun 2025 dengan dukungan berbagai pihak, termasuk Santrian Art Gallery Sanur.

“Dalam kesempatan baik ini, karya-karya mereka bersama difasilitasi untuk dapat berangkat ke Bali. Pameran ini juga berkolaborasi dengan fashion designer Torang Sitorus dan Nick Djatnika,” ujar Seriyoga.

Kehadiran karya seniman Toba di Sanur disebut sebagai bentuk pertukaran nilai estetika dan spiritualitas, yang mempertemukan budaya pesisir Bali dengan nilai-nilai luhur kebudayaan tua Toba.

“Sanur merupakan hub penting pariwisata budaya Bali. Posisi ini menjadikan pameran juga diapresiasi oleh masyarakat global yang hadir dan menginap di Griya Santrian,” jelasnya.

Lebih jauh, Seriyoga menilai, hubungan antara Bali dan Toba dalam proyek ini tidak sekadar simbolik, tetapi didasari kesamaan latar belakang budaya yang kuat. Ia menyebut, masa surutnya pariwisata Toba bisa berkaca pada dinamika Bali.

“Surutnya pariwisata Toba selayaknya dapat berkaca dan menjadikan perkembangan percepatan Bali sebagai refleksi kritis,” imbuhnya.

Ia berharap, keterlibatan seniman dan pendukungnya di Bali dapat menjadi momentum untuk membangun kesadaran bersama dalam menentukan arah seni rupa dan pariwisata Toba.

“Keindahan alam Danau Toba dan kebudayaan Batak dapat dikembangkan melalui kreativitas seni dan kearifan lokal. Penting membangun kembali kesadaran untuk menjaga hubungan selaras dengan alam, air dan kekayaan hayatinya,” tutup Seriyoga Parta. Baiq

 

TERP HP-01