Menuju Ketangguhan Iklim dan Bencana, IDEP Selaras Alam Luncurkan Program Bali Mandala

Rapat Koordinasi Penyusunan Jadwal Implementasi Program “Bali Mandala” 2025 di Kecamatan Tampaksiring, Gianyar
Rapat Koordinasi Penyusunan Jadwal Implementasi Program “Bali Mandala” 2025 di Kecamatan Tampaksiring, Gianyar

GIANYAR – balinusra.com | IDEP Selaras Alam secara resmi meluncurkan Program Building Adaptive & Localized Initiative for Multi Sectoral and Inclusive Disaster & Climate Action (Bali Mandala) untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat terhadap bencana dan perubahan iklim. Kegiatan ini merupakan bagian dari program prioritas Pemerintah Indonesia yang didukung oleh Pemerintah Australia melalui program bilateral SIAP SIAGA. Ada empat desa di dua kecamatan yang menjadi sasaran utama, yakni Desa Manukaya dan Desa Pejeng Kelod di Kecamatan Tampaksiring serta Desa Nawakerti dan Desa Labasari di Kecamatan Abang.

Sosialisasi perdana diselenggarakan pada 14 Juli 2025 di Wantilan Asrama Kepresidenan Tampaksiring dan melibatkan beberapa pihak yakni pemangku kepentingan dari unsur desa, kecamatan, adat, kelompok rentan, tokoh agama, pemuda, dan kader desa. Program ini bertujuan membangun sistem pengurangan risiko bencana (PRB) yang terintegrasi dengan adaptasi perubahan iklim (API), serta mendorong keberlanjutan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan iklim.

Dalam sambutannya, Camat Tampaksiring, I Wayan Eka Mulia Adi Putra, menyampaikan apresiasi dan harapannya terhadap pelaksanaan program ini:

“Besar harapan kami, program ini dapat memberi dampak baik bagi masyarakat. Dengan adanya edukasi dan pemaparan materi seperti hari ini, kami ingin masyarakat lebih sadar akan potensi bencana di wilayahnya masing-masing, serta mampu melakukan antisipasi untuk meminimalisir dampak. Terbentuknya satgas di tingkat kecamatan dan desa tentu akan mempercepat pelaksanaan penanggulangan bencana sejak dini,” ujarnya.

Program Bali Mandala menekankan pentingnya penguatan kelembagaan melalui KENCANA (Kecamatan Tangguh Bencana) dan DESTANA (Desa Tangguh Bencana) sebagai instrumen utama dalam membangun koordinasi lintas sektor dan pelibatan masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana. Keduanya merupakan sistem yang tidak hanya bersifat administratif, tetapi menjadi roh dari pendekatan partisipatif yang menjadikan masyarakat sebagai aktor utama dalam upaya adaptasi iklim.

Sebagai bagian dari tahapan implementasi, Rapat Koordinasi Penyusunan Jadwal Program dilakukan pada dua lokasi. Pertama, di Kantor Camat Tampaksiring pada 23 Juli 2025 dan kemudian di Kantor Camat Abang pada 29 Juli 2025. Rapat ini menghasilkan kesepakatan bersama tentang jadwal pelaksanaan program selama 18 bulan ke depan, serta memperkuat komitmen kolaborasi antara BPBD, pemerintah desa, perangkat kecamatan, dan organisasi masyarakat sipil.

Camat Abang, Putu Agus Teja Pramascita, turut menyampaikan pandangan dan dukungannya. Ia mengapresiasi dukungan yang diberikan dari BPBD, IDEP, dan seluruh pihak desa dan kecamatan. Komunikasi dua arah yang positif dan membangun dalam rapat hari ini di Kantor Kecamatan Abang telah menghasilkan jadwal yang bisa menjadi panduan penting untuk memperkuat peran KENCANA dan DESTANA, khususnya di Desa Nawakerti dan Desa Labasari. “Semoga ini menjadi langkah awal untuk pelayanan kebencanaan yang lebih baik di Kecamatan Abang,” harapnya.

Program Bali Mandala hadir sebagai respons terhadap kondisi darurat iklim yang semakin nyata. Berdasarkan data Badan Meteorologi Dunia (WMO), tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah, sementara Bali mencatat lebih dari 80 kejadian cuaca ekstrem hanya dalam setahun terakhir menurut data BNPB. Situasi ini menuntut adanya pendekatan terintegrasi yang tidak hanya teknokratik, tetapi juga berbasis komunitas dan menjangkau kelompok paling rentan.

Dengan dimulainya rangkaian sosialisasi dan koordinasi ini, IDEP Selaras Alam dan SIAP SIAGA berharap Bali Mandala dapat menjadi model praktik baik dalam membangun ketangguhan wilayah yang adaptif terhadap perubahan iklim. Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi sipil menjadi fondasi utama mewujudkan desa dan kecamatan tangguh di Bali—dimulai dari akar, untuk perubahan yang berkelanjutan. *

TERP HP-01