KARANGASEM – balinusra.com | Puri Agung Karangasem sebagai salah satu yang mewarisi tradisi, adat dan budaya terangkum dalam Karya Baligia Utama. Hal tersebut dijadikan sebagai momentum untuk memperkenalkan spirit arti dan makna Karya Baligia Utama kepada generasi muda, yang baru mengetahui adanya Karya Baligia Utama sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.
“Kita sebagai generasi penerus tidak hanya dilihat dari sisi kemegahan upacara semata, tapi juga nilai-nilai spiritual yang terkandung didalam Karya Baligia Utama serta tatanan upakara yang ada di Bali,” kata Ni Kadek Winie Kaori Intan Mahkota, saat diwawancarai awak media disela-sela upacara Rsi Bojana di Taman Sukasada, Ujung Kabupaten Karangasem, Senin, 21 Juli 2025.
Winie Kaori juga sangat mengapresiasi Karya Baligia Utama tidak hanya ritual adat semata, tapi juga momentum spiritual dan budaya yang mempersatukan seluruh elemen masyarakat Bali dan Nusantara, sekaligus refleksi pentingnya menjaga warisan budaya leluhur secara bermakna.
“Apakah dari tahun ke tahun sudah diimplementasikan seperti apa, peranan aktif dari masyarakat serta tokoh adat yang ada di Karangasem itu sendiri menjadi sebuah makna, bahwa upacara ini adalah sakral,” kata Winie Kaori.
Menurutnya, Karya Baligia Utama seharusnya memiliki makna dan harus diwarisi kepada generasi penerusnya bukan putus sampai generasi sekarang, tapi tahun-tahun berikutnya, baik 10-20 tahun lagi, Karya Baligia Utama tetap dilakukan.
“Itu bukan saja ritual saja, tapi juga dalam keseharian. Apalagi, Rsi Bojana menjadi salah satu ungkapan terima kasih kepada para Ida Pedanda sebagai Sulinggih yang menjadi Pemuput Karya, sekaligus memberikan suri tauladan kepada kehidupan masyarakat,” terangnya.
Sementara itu, Pengelingsir, Pengerajeg Karya Baligia Utama sekaligus Manggala Puri Agung Karangasem, Anak Agung Bagus Partai Wijaya didampingi Prawartaka Karya Anak Agung Made Kosalia menyebutkan Karya Baligia tingkatan Utamaning Utama merupakan Adat Dresta Puri Agung Karangasem yang pernah dilakukan upacara serupa pada tahun 1978.
Menariknya, Karya Baligia Utama mencapai Puncaknya, pada Redite Pon Prangbakat, Minggu, 20 Juli 2025. Pasalnya, Puncak Karya Baligia Utama merupakan upacara penyucian roh Pitara menuju alam Siwa Loka dimulai dengan Mepurwa Daksina.
Hal tersebut berarti menaikkan level Atma yang sebelumnya melalui upacara Ngaben sebatas penyucian Badan Kasar, yang kemudian naik tingkatan Badan Halus yang disucikan dari alam Pitara menuju Dewa Pitara.
Pada saat itu, 104 Puspa, termasuk 7 Puspa Puri dituntun Bethara Lingga dan Lembu Putih munggah Titi Mahmah Kebo, yang berarti naik tingkatan dari Pitara menjadi Dewa Pitara, yang nantinya akan naik menjadi Dewa Hyang ke Merajan Puri Agung Karangasem dan Merajan Puri atau Jero masing-masing yang mengikuti Karya Baligia Utama.
Sementara itu, sarana Lembu Putih diakui sebagai binatang suci umat Hindu sebagai simbol mengantarkan roh suci leluhur menuju Siwa Loka.
Tak kalah pentingnya, juga sarana kebo (kerbau) yang diinjak kepala kerbau sebagai Titi Mahmah, yaitu pusat kekuatan spiritual di titik api menuju alam Siwa Loka.
Selain itu, terdapat Prosesi Sakral Mendak Ida Bethara Lingga dari Griya Pidada Sidemen diiring di pertigaan Tumbu, yang kemudian menuju Bale Piyadnyan berjarak 1,2 kilometer.
Usai Puncak Karya Baligia Utama di Puri Agung Karangasem, upacara dilanjutkan dengan Rsi Bojana dengan Nyanggra atau menyambut tamu undangan VVIP Puri Agung Karangasem.
Rsi Bojana berarti sebuah upacara persembahan sebagai ungkapan terima kasih kepada Ida Pedanda Sulinggih Siwa-Buda, baik lanang maupun istri, yang telah menjadi Pemuput Karya, sehingga rangkaian upacara berjalan dengan lancar dan baik.
“Jadi, ada dua rangkaian upacara Rsi Bojana, secara spiritual nyanggra Ida Pedanda Siwa Buda sejumlah 100 sulinggih dan acara disini menyambut tamu undangan VVIP sebagai sahabat dan kerabat Puri Agung Karangasem, baik Pusat, Nasional, Provinsi Bali dan Kabupaten se-Bali serta tokoh-tokoh masyarakat yang hadir hari ini,” kata Pengelingsir, Pengerajeg Karya Baligia Utama, A.A. Bagus Parta Wijaya, yang juga Manggala Puri Agung Karangasem disela-sela menyambut tamu undangan VVIP di Taman Sukasada Ujung, Kabupaten Karangasem, Senin, 21 Juli 2025.
Tak hanya bentuk penghormatan kepada para sulinggih, Rsi Bojana juga menandai rangkaian upacara Baligia Utama berjalan secara harmonis dan penuh rasa syukur.
“Kehadiran para sulinggih suci Pemuput Karya dimaknai sebagai simbol kesucian dan keseimbangan spiritual,” terangnya.
Pada kesempatan tersebut, Rsi Bojana dihadiri Gubernur Bali yang diwakili Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali, perwakilan Pangdam IX Udayana, Kapolda Bali dan perwakilan Kepala Kejaksaan Tinggi Bali serta Kepala Dinas-OPD Provinsi Bali.
Menariknya, juga hadir tokoh-tokoh terkemuka, seperti Paduka YM SPDB Pangeran Edward Syah Pernong selaku Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan ke-23 Kepaksian Pernong Lampung beserta Raja-Raja se-Nusantara, YM Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro X, Ketua Umum Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) Karaeng Turikale VIII, YM Brigjen Pol (Purn). Dr. H. Andi Mapparesa & Permaisuri beserta jajaran Yang Mulia (YM) Keraton Nusantara, Ketua Umum Majelis Adat Keraton Nusantara (MAKN), YM KPH Eddy S. Wirabhumi beserta jajaran Yang Mulia Keraton Nusantara, YM HJ. RA Yani Kuswodidjoyo Pengageng Kesultanan Sumenep dan Ayu Heni Losan, istri dari Menteri BUMN Erick Thohir, Kerabat Keluarga Besar Puri dari seluruh Bali dan Tokoh Masyarakat.
Hadir pula, Ida Dalem Semaraputra Majelis Agung Penglingsir Puri Sejebag Bali, Ida Cokorda Mengwi XIII, Para Penglingsir Puri se-Bali, Ketua Perkumpulan Dramopadesa Pusat, Marsekal TNI (Purn) Ida Bagus Putu Dunia dan Penjarakan Ageng/Sekjen Ida Bagus Aji Arka.
Selain itu, turut hadir Anggota DPD RI, seperti Ni Luh Djelantik dan Ida Bagus Rai Dharma Wijaya Mantra serta Tokoh Politik Bali, I Ketut Putra Ismaya Jaya, yang akrab disapa Jro Bima.
Berbagai tokoh penting lainnya juga hadir saat upacara Rsi Bojana, seperti Anak Agung Gede Ngurah Ari Dwipayana selaku mantan Koordinator Staf Khusus Presiden Joko Widodo, para budayawan, tokoh etnis, tokoh pariwisata, hingga tokoh nasional lainnya. Kehadiran mereka membangkitkan kembali suasana mewah khas kerajaan dalam balutan nuansa spiritual dan adat Bali.
Tak hanya para tokoh nasional dan adat dan Pejabat Tinggi Negara, acara Rsi Bojana juga dihadiri Bupati Karangasem I Gusti Putu Parwata dan Wakil Bupati Karangasem, Pandu Prapanca Lagosa, yang berkesempatan menyerahkan punia sebesar Rp 40 juta. Ace