Ketua DPRD Badung dan Ketua ASITA Bali Jadi Lulusan Pascasarjana UNR

Yudisium Ketua DPRD Badung
Direktur Pascasarjana Universitas Ngurah Rai, Dr. Nyoman Diah Utari Dewi,A.Par.,MAP melepas Ketua DPRD Badung I Gusti Anom Gumanti pada upacara yudisium, Sabtu (13/9/2025). Foto : Zohra

DENPASAR – balinusra.com | Program Pascasarjana Universitas Ngurah Rai (UNR) menggelar Yudisium ke-10 untuk Magister Hukum (MH) dan ke-17 untuk Magister Administrasi Publik (MAP), Sabtu (13/9/2025) di Auditorium UNR.

Yudisium kali ini tergolong istimewa karena meluluskan dua tokoh penting, yakni Ketua DPRD Kabupaten Badung I Gusti Anom Gumanti dari Prodi Magister Hukum, serta Konsul Kehormatan Kazakhstan untuk Indonesia sekalgus Ketua ASITA Bali, I Putu Winastra, dari Prodi Magister Administrasi Publik. Selain itu, sejumlah pejabat dari berbagai instansi pemerintah kabupaten juga turut diwisuda.

Direktur Program Pascasarjana UNR, Dr. Nyoman Diah Utari Dewi, A.Par., MAP., menyampaikan bahwa sebanyak 107 lulusan dilepas dalam yudisium ini, terdiri dari 65 lulusan MAP dan 42 lulusan MH. Ia berpesan agar seluruh lulusan, yang sebagian besar merupakan aparatur sipil negara (ASN), dapat menjadi pelayan publik yang berintegritas.

Lebih lanjut, Diah menjelaskan bahwa Prodi MAP saat ini tengah menjalani proses visitasi akreditasi dengan target meraih predikat unggul. Setelah itu, pihaknya menyiapkan pembukaan program studi baru, yakni S3 Doktor Administrasi Publik dan Magister Teknik (MT). “Untuk doktor, kami sudah memiliki dua profesor administrasi publik dan satu profesor manajemen, sehingga memenuhi syarat pembukaan program. Sedangkan untuk MT, dosen bergelar doktor juga sudah tersedia,” jelasnya.

Selain mengembangkan prodi baru, Pascasarjana UNR juga terus memperkuat Magister Manajemen Inovasi (MMI) yang kini telah memasuki angkatan kedua, bahkan memiliki mahasiswa asing dari Korea Selatan. Ke depan, UNR menargetkan peningkatan jumlah mahasiswa internasional dari Cina dan Timor Leste, meski saat ini masih terkendala masalah visa.

Diah menegaskan, UNR telah menyiapkan infrastruktur pendukung, salah satunya Mandarin Center yang dibangun dua tahun lalu bekerja sama dengan Bama. “Kami juga sudah memiliki staf berbahasa Mandarin di Kantor Urusan Internasional, sehingga siap menerima mahasiswa dari Cina. Apalagi saat ini banyak perusahaan manufaktur asal Tiongkok yang masuk ke Indonesia. Ini menjadi peluang besar bagi lulusan S1 maupun S2 yang menguasai bahasa Mandarin untuk berkarier di perusahaan tersebut,” ujarnya.

Lulusan terbaik dari Program Studi Magister Administrasi Publik dan Magister Hukum Pascasarjana Universitas Ngurah Rai. Foto : Zohra

Ketua DPRD Badung, I Gusti Anom Gumanti, menjelaskan motivasinya melanjutkan studi ke Pascasarjana Universitas Ngurah Rai. Menurutnya, pengetahuan, khususnya di bidang hukum, sangat penting bagi tugas legislasi di DPRD.

“Dengan bekal S1 rasanya masih perlu ditingkatkan. Karena dalam penyelesaian tugas-tugas kedewanan, bahasa hukum dan dasar-dasar hukum sangat dominan. Itu yang memotivasi saya untuk mendalami lagi di tingkat pascasarjana,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan, tidak menutup kemungkinan akan melanjutkan ke jenjang S3 jika usia dan kesempatan memungkinkan.

Meski sibuk dengan tugas kedewanan, Anom Gumanti berusaha mengatur waktu agar kuliah bisa dijalani dengan baik. “Prinsip saya, jangan kita yang diatur oleh waktu, tetapi bagaimana kita mampu mengatur waktu dengan baik. Buktinya hari ini bisa selesai. Kebetulan jadwal kuliah Jumat-Sabtu, sementara tugas kedewanan lebih longgar di hari itu, jadi bisa fokus,” jelasnya.

Terkait pilihannya kuliah di Universitas Ngurah Rai, Anom Gumanti menilai lokasinya strategis, kualitas kampus sudah baik, serta memiliki hubungan yang erat dengan DPRD Badung. “Selain jaraknya lebih dekat, Universitas Ngurah Rai juga sudah terkenal, dosen dan rektornya kami kenal baik, bahkan kami sering bekerja sama dalam penyusunan peraturan daerah,” ujarnya.

 

Sementara I Putu Winastra, yang menajdi lulusan terbaik Magister Administrasi Publik,  mengatakan keputusannya melanjutkan studi ke jenjang S2 berangkat dari keyakinan bahwa belajar tidak boleh berhenti. Menurutnya, sebagai pimpinan perusahaan sekaligus pengurus organisasi, ia perlu memperdalam ilmu kebijakan publik agar mampu memimpin dengan baik.

“Dalam memimpin sebuah organisasi tentu ada kebijakan yang harus dibuat. Saya ingin memastikan kebijakan itu sesuai aturan dan bisa diimplementasikan dengan baik. Dengan belajar kebijakan publik, saya juga bisa memahami bagaimana pejabat di pemerintahan merumuskan serta menjalankan kebijakannya,” ujar Winastra. Baiq

 

 

 

TERP HP-01