DENPASAR – balinusra.com | ITB STIKOM Bali merayakan puncak Dies Natalis ke-23 pada Minggu (10/8/2025) di halaman kampus, Renon, Denpasar. Mengusung tema Inspiring Future Together, acara ini dihadiri civitas akademika, jajaran yayasan, hingga alumni.
Rektor ITB STIKOM Bali, Dr. Dadang Hermawan, menegaskan momentum ulang tahun kali ini menjadi refleksi sekaligus motivasi untuk terus berkembang. “Pada hari ini, 10 Agustus, ITB STIKOM Bali genap berusia 23 tahun. Kami berdiri sejak STMIK STIKOM Bali, lalu pada 2019 bertransformasi menjadi Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali. Dari awal hanya dua prodi, kini berkembang menjadi enam prodi pada 2025. Ke depan, kami berharap dapat naik ke tingkatan yang lebih tinggi,” ujarnya.
Menurutnya, visi perguruan tinggi ini adalah menjadi kampus berskala internasional. Upaya tersebut diwujudkan lewat pembukaan kelas internasional, seminar global, kolaborasi lintas negara, hingga program pertukaran mahasiswa dan dosen.
“Kami ingin kampus ini menjadi ajang pertemuan generasi muda dari berbagai negara, sehingga terjadi akulturasi budaya yang memperkaya wawasan mahasiswa,” tambah Dadang.
Puncak Dies Natalis ini menjadi rangkaian dari berbagai kegiatan yang sudah digelar dua pekan sebelumnya, termasuk seminar, pelatihan gratis tentang AI, pameran, jalan santai, dan lomba. Dr. Dadang juga menyoroti tantangan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi. “Masih banyak masyarakat yang belum mampu kuliah karena alasan finansial. Kami sudah siapkan solusi seperti KIP Kuliah, program Satu Keluarga Satu Sarjana dari Gubernur, beasiswa yayasan, serta opsi kuliah sambil magang atau kerja di dalam dan luar negeri,” jelas Dadang.
Sementara itu, Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar, Prof. Dr. I Made Bandem, MA., mengenang perjalanan awal berdirinya kampus ini. “Seperempat abad lalu, tepatnya 14 Mei 2001, kami mendirikan Yayasan Widya Dharma Shanti untuk mewujudkan perguruan tinggi IT di Bali, yang saat itu belum ada. Meski banyak yang ragu karena Bali identik dengan budaya dan seni, kami mantap memulai dengan dua prodi. Tahun pertama hanya 40 mahasiswa, lalu terus bertambah hingga ribuan seperti sekarang,” kenangnya. Prof. Bandem juga mengungkap rencana besar ke depan.
“Kami sudah mengusulkan peningkatan status ITB STIKOM Bali menjadi Universitas STIKOM Bali atau USB. Mudah-mudahan, dengan dukungan semua pihak dan hasil assessment yang sudah dilakukan, status baru ini segera terwujud,” tutupnya.Baiq