FOTO Bali Festival Libatkan 34 Seniman Lintas Negara

FOTO Bali Festival
CEO Nuanu Creative City, para narasumber dan tim penyelenggara Foto Bali Festival saat Konferensi Pers Bali

TABANAN – balinusra.com | Sebanyak 34 seniman fotografi dari 10 negara terpilih untuk berpartisipasi dalam FOTO Bali Festival yang digelar di Nuanu Creative City, Tabanan. Festival ini menjadi ruang kreatif bagi para seniman untuk menginterpretasikan karya mereka melalui medium fotografi.

Mengusung tema “LIFE”, festival ini akan berlangsung selama 23 hari mulai 26 Juli – 17 Agustus 2025 dan menghadirkan 32 proyek fotografi yang mencakup 241 cetakan foto, 3 karya multimedia, dan 5 buku foto. Selama periode itu, pengunjung dapat menikmati berbagai rangkaian acara seperti pameran, lokakarya (workshop), diskusi, hingga tur, yang dirancang untuk menjadi standar baru bagi festival fotografi kontemporer di Bali.

Tema “LIFE” dipilih karena sifatnya yang luas dan terbuka terhadap interpretasi. Ia tidak terikat pada satu definisi, tetapi memberi ruang kepada para seniman untuk menggali makna hidup, duka, memori, dan kebangkitan dari berbagai perspektif. Karya-karya yang ditampilkan mencerminkan kesedihan, keintiman, ketahanan, dan kebaruan, yang lahir dari pengalaman pribadi serta konteks budaya masing-masing seniman.

Tim kurator FOTO Bali Festival, Ng Swan Ti dan Gatari Surya Kusuma, mengakui proses kurasi tidaklah mudah. Dari total 247 karya yang disubmisi oleh seniman dari 29 negara, hanya 34 seniman dari 10 negara yang akhirnya terpilih.

“Sebenarnya total 247 submission dari 29 negara tapi yang terpilih 34 artist dari 10 negara, mereka menginterpretasikan karya foto dengan beragam,” katanya saat press konferensi FOTO Bali Festival, Sabtu (26/7/2025) di lingkungan Nuanu.

Karya-karya yang dipilih juga banyak yang bersifat personal, tetapi tetap relevan dengan sejarah dan isu global.“Mereka mengajak kita untuk mengunjungi dan melihat sesuatu yang baru lewat karya mereka,” jelasnya.

Pameran utama akan digelar di tiga lokasi berbeda, Labyrinth Art Gallery, Labyrinth Garden, dan Popper’s Triangle. Masing-masing ruang dirancang untuk menghadirkan pengalaman visual storytelling yang unik dan mendalam.

Beberapa seniman yang akan tampil antara lain: Ali Monis Naqvi, Arum Dayu, Atal Pamo, Azkaluna, Carolina Krieger, Catharine Neilson, Divya Cowasji, Ennuh Tiu, Gabriella Morton, hingga nama-nama seperti Rony Zakaria, Yoppy Pieter, dan Zishaan A Latif.

Direktur FOTO Bali Festival, Kelsang Dolma, menyampaikan bahwa festival ini merupakan hasil kerja kolektif dari orang-orang yang benar-benar peduli pada seni fotografi.

“Saya bangga sekali dengan apa yang sudah dibangun oleh tim ini cepat, matang, dan dengan sepenuh hati. Sebagai edisi pertama, respon yang kami terima sangat beragam, dan ini menjadi sumber motivasi untuk terus maju ke depan. Fotografi tidak selalu mendapat ruang yang pantas di belahan wilayah ini. Inilah cara kami memulai untuk mengubah itu,” ujarnya.

 

Selain pameran, festival ini juga menghadirkan sekitar 25 sesi diskusi yang akan dipandu oleh lebih dari 20 pembicara dan fasilitator. Program ini mencakup eksplorasi ruang gelap, laboratorium storytelling visual, hingga panel diskusi.

Beberapa tokoh penting yang terlibat antara lain:

  • Beawiharta – jurnalis foto dengan narasi humanis yang kuat,
  • Edy Purnomo – fotografer yang menjembatani memori dan visual,
  • Film Photography Club – kolektif yang fokus pada teknik analog,
  • Veejay Villafranca – fotografer dokumenter dari Manila,
  • dan Anshika Varma – kurator dan publisher asal India.

Sebagai bagian dari pembukaan festival, akan digelar Nuanu Nights, sebuah acara bulanan yang menggabungkan musik, seni, dan gerakan komunitas. Acara ini akan menampilkan pertunjukan seni instalasi karya Daniel Popper berjudul Earth Sentinels, tarian tradisional di amphitheatre, serta pertunjukan musik langsung yang berlangsung sepanjang malam.

 

TERP HP-01