BADUNG – balinusra.com | Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar telah mengeluarkan peringatan dini serius mengenai potensi banjir pesisir atau banjir rob yang diprediksi melanda lima titik pantai di Bali. Fenomena alam ini diperkirakan berlangsung selama lima hari, mulai dari 7 hingga 11 Oktober 2025. Masyarakat di kawasan pesisir diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan dalam menghadapi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kenaikan permukaan air laut ini.
Ancaman banjir rob ini, menurut Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, dipicu oleh kombinasi dua fenomena astronomis yang terjadi hampir bersamaan. Pemicu utamanya adalah adanya fenomena fase perigee pada 7 Oktober 2025 yang bertepatan dengan fase bulan baru yang juga terjadi antara 7 hingga 11 Oktober 2025. “Perpaduan daya tarik gravitasi Bumi, Bulan, dan Matahari pada konfigurasi ini berpotensi maksimal, sehingga secara signifikan meningkatkan ketinggian air laut maksimum di sejumlah wilayah pesisir,” jelasnya, Senin (6/10).
Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, Cahyo Nugroho merinci bahwa banjir pesisir berpotensi menerjang sejumlah wilayah krusial. Lima titik pantai di Bali yang diwaspadai adalah Pesisir Gianyar, Kuta, Tabanan, Klungkung, dan Karangasem.
“Meskipun potensi banjir rob ini diperkirakan terjadi pada waktu dan jam yang berbeda-beda di tiap wilayah, dampaknya secara umum dapat mengganggu berbagai aktivitas vital masyarakat yang berada di sekitar pelabuhan maupun kawasan pesisir,” ungkapnya.
Dampak yang mungkin dirasakan oleh masyarakat dan sektor ekonomi cukup luas. Di pelabuhan, aktivitas bongkar muat barang berpotensi terganggu. Sementara itu, di permukiman, kegiatan sehari-hari warga pesisir akan terancam. Sektor ekonomi kelautan pun tak luput dari imbas, dengan terganggunya kegiatan tambak garam dan perikanan darat. Oleh karena itu, BBMKG mengimbau masyarakat agar selalu waspada dan mengambil langkah antisipasi selama periode kritis tersebut.
Menyikapi potensi ancaman ini, Cahyo Nugroho menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga keselamatan diri dan harta benda. “Warga diimbau untuk selalu siaga dan mewaspadai pasang maksimum air laut yang berpotensi terjadi. Keselamatan dan kesiagaan menjadi kunci utama untuk meminimalisir kerugian akibat bencana hidrometeorologi ini,” tegasnya. Baiq