Bali Gencarkan Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber di Fasilitas Kesehatan

TPA Suwung. Foto : Ist

DENPASAR – balinusra.com | Pemerintah Provinsi Bali terus menunjukkan komitmennya dalam mengatasi permasalahan sampah melalui pendekatan pengelolaan sampah berbasis sumber. Kali ini, fokus utama diarahkan pada sektor kesehatan, dengan harapan dapat memberikan dampak signifikan dalam upaya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan di Pulau Dewata. Langkah konkret terbaru adalah penyelenggaraan Webinar Pengelolaan Sampah Domestik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) yang mengusung tema “Lingkungan Fasyankes Sehat melalui Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber Palemahan Kedas (PSBS PADAS)”.

Webinar yang berlangsung di Gedung Jaya Sabha ini diikuti secara daring oleh seluruh Fasyankes se-Bali, mencakup rumah sakit, puskesmas, klinik, hingga laboratorium kesehatan. Acara ini turut dihadiri langsung oleh Duta PSBS PADAS, Ni Putu Putri Suastini Koster, serta mendapat dukungan penuh dari para pejabat tinggi, termasuk Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali Dr. Drs. I Made Rentin AP M.Si, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dr. dr. I Nyoman Gede Anom M.Kes, dan Koordinator Tim Percepatan PSBS Dr. Luh Riniti Rahayu. Kehadiran para tokoh ini menegaskan keseriusan Pemprov Bali dalam mengimplementasikan program PSBS PADAS.
pemaparannya, Kepala DLHK Bali, Dr. Drs. I Made Rentin AP M.Si, menyoroti kondisi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Suwung yang kian overload. Kondisi ini menjadi alarm bagi seluruh pihak, termasuk Fasyankes, untuk segera menerapkan sistem pengurangan timbunan sampah. “Pentingnya menghindari penggunaan barang sekali pakai dan mulai mengadopsi model teba modern untuk sampah organik, yang diharapkan dapat mengurangi beban TPA secara signifikan,” ujarnya.

Senada dengan itu, Dr. Luh Riniti Rahayu, Koordinator Tim Percepatan PSBS, menegaskan bahwa pengelolaan sampah di Fasyankes merupakan agenda super-prioritas PSBS PADAS. Menurutnya, prinsip utama PSBS adalah penanganan sampah dari sumbernya, dan ini menjadi solusi paling efektif dan berkelanjutan, bahkan untuk lingkungan sekompleks Fasyankes. “Pendekatan ini diharapkan dapat menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih mandiri dan efisien di setiap fasilitas kesehatan,” ucapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Bali, Dr. dr. I Nyoman Gede Anom M.Kes, menambahkan bahwa sekitar 80% sampah di Fasyankes tergolong sampah domestik. Sampah jenis ini sangat mungkin dikelola dengan mengedepankan prinsip 3R: Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang). Ia mendorong agar seluruh perencanaan pengadaan dan operasional Fasyankes mengedepankan prinsip ramah lingkungan, sehingga limbah yang dihasilkan dapat diminimalisir dari hulu.

Duta PSBS PADAS, Ni Putu Putri Suastini Koster, kembali mengingatkan akan krusialnya partisipasi aktif masyarakat Bali dalam menjaga kebersihan dan keharmonisan lingkungan. Ia menyerukan agar budaya pengelolaan sampah dimulai dari lingkungan terkecil, seperti rumah, desa, hingga tempat kerja. “Pengelolaan sampah adalah tanggung jawab kita bersama,” tegasnya, menekankan pentingnya kesadaran kolektif untuk keberhasilan program ini.
Kegiatan webinar ini juga menjadi bagian integral dari implementasi Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 09 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah. Dengan sinergi lintas sektor, PSBS PADAS terus berupaya mendorong budaya bersih yang berbasis kesadaran kolektif. Tujuannya jelas: mewujudkan Bali yang bersih, sehat, dan harmonis melalui pengelolaan sampah yang berkelanjutan dari hulu ke hilir. *

TERP HP-01