KARANGASEM – balinusra.com | Sebagai desa adat yang kental dengan tradisi Hindu Bali, Desa Adat Sibetan menjadikan Pura Dadia Teben Dayang sebagai pusat spiritual dan sosial warganya. Namun, pasca gempa 2021, kondisi fisik pura mengalami kerusakan cukup parah sehingga membutuhkan dokumen perencanaan yang matang sebagai dasar revitalisasi.
Pura Dadia Teben Dayang, yang merupakan pura keluarga besar (pura dadia), memiliki peran penting dalam kehidupan spiritual dan adat masyarakat setempat. Gempa pada tahun 2021 menimbulkan kerusakan cukup parah pada sejumlah pelinggih, tajuk, serta bangunan penunjang pura.
Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Warmadewa menyelesaikan penyusunan Detailed Engineering Design (DED) Penataan Pura Dadia Teben Dayang di Desa Adat Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.
Tim Pengabdian Universitas Warmadewa ini terdiri Dosen dan Mahasiswa yakni : Ir. I Wayan Widanan, S.T., MPM.; Putri Ayu Devy Permatasari, S.T., M.Arch.; I Putu Chandra Wibawa, S.T., M.T.; I Kadek Adi Wibawa; dan I Komang Arya Trias Suparsa.
Langkah ini menjadi tindak lanjut dari Masterplan yang telah dirampungkan pada tahun 2024, sekaligus membuka lebar peluang bagi pengemong (pengurus) pura untuk mengajukan proposal hibah pembangunan kepada pemerintah daerah maupun lembaga pendanaan lainnya.
Ketua tim pengabdian, Ir. I Wayan Widanan, S.T., MPM, menjelaskan bahwa penyusunan DED merupakan tahapan penting sebelum pembangunan fisik dilakukan. “DED tidak hanya berisi gambar teknis arsitektur, tetapi juga struktur, dan MEP. Melalui dokumen DED ini, pengurus pura memiliki dasar yang kuat dan terukur untuk mengajukan proposal hibah pembangunan,” terangnya.
DED ini menyajikan gambaran teknis dari keseluruhan bangunan dalam kompleks Pura Dadia Teben Dayang dengan mengacu kepada kaidah-kaidah menggambar Teknik dan SNI. Selain penyusunan dokumen, tim juga melakukan pendekatan arsitektur partisipatif yang melibatkan masyarakat dan pengurus pura sejak tahap awal.
Metode perancangan partisipatif ini memastikan rancangan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan adat, sosial, serta kearifan lokal Desa Sibetan. “Keterlibatan masyarakat sangat penting agar hasil desain tidak hanya indah secara visual, tetapi juga fungsional dan sesuai dengan tata adat,” tambah Putri Ayu Devy Permatasari, S.T., M.Arch., anggota tim pengabdian.
Dengan adanya dokumen DED, maka akan dapat mempermudah proses verifikasi saat proposal bantuan dana hibah diajukan khususnya kepada Pemerintah Daerah. Dokumen DED ini menjadi bukti keseriusan perencanaan masyarakat pengemong pura dan akan memperbesar peluang bagi Desa Adat Sibetan untuk memperoleh dukungan dana pembangunan pura,” tegasnya.
Dengan tersusunnya DED, pengurus Pura Dadia Teben Dayang kini lebih siap melangkah pada proses pengajuan bantuan. Ke depan, dokumen ini diharapkan tidak hanya memperlancar proses pendanaan, tetapi juga menjadi pijakan bagi pelestarian arsitektur pura yang selaras dengan nilai-nilai Tri Hita Karana dan kearifan lokal Bali.
Rampungnya DED Pura Dadia Teben Dayang ini tidak lepas dari terjalinnya sinergi yang kuat antara Tim Pengabdian Universitas Warmadewa dengan Mitra Masyarakat Desa Adat Sibetan. Sinergi yang kuat tersebut tentunya juga didukung melalui dukungan administratif dan finansial yang cukup dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPkM) Universitas Warmadewa. Melalui kolaborasi yang tepat dan dukungan yang sesuai diharapkan keberhasilan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini juga menjadi inspirasi bagi sinergi-sinergi berikutnya dengan Desa Adat lainnya di Bali dengan kondisi atau permasalahan serupa. *