BADUNG – balinusra.com | Serangan hama tikus mengancam lahan pertanian di Kabupaten Badung. Berdasarkan pendataan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), sebanyak 49,57 hektare sawah mengalami gagal panen akibat serangan tikus.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung, I Wayan Wijana, menyebut serangan tersebut tersebar di beberapa wilayah, yakni 24 hektare di Kecamatan Mengwi, 12,4 hektare di Abiansemal, dan 13 hektare di Petang.
“Sudah banyak sawah yang diserang, makanya Pemkab Badung berencana mengusir tikus secara niskala melalui upacara ngaben bikul tahun 2026,” kata Wijana, Selasa (26/8/2025).
Ia menjelaskan, selain mengusulkan upacara secara niskala, pihaknya juga telah mendorong subak melakukan gerakan pengendalian hama, memberikan bantuan pestisida, racun tikus, hingga perlindungan asuransi. “Selain tikus ada juga serangan hama kresek. Namun sudah kami tangani dengan bantuan pestisida,” jelasnya.
Untuk mencegah perkembangbiakan hama, pihaknya juga mengimbau petani agar menjaga kebersihan saluran irigasi dan aliran sungai. Pemkab Badung akan mendukung subak dengan bantuan mesin pemotong rumput untuk membersihkan area persawahan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Badung, I Gde Eka Sudarwitha, menerangkan bahwa ngaben bicul merupakan yadnya utama dalam konteks pertanian. Dalam prosesi ini, tikus diperlakukan layaknya manusia yang di-ngaben, dengan harapan agar tidak lagi merusak lahan pertanian dan perkebunan.
“Tikus akan disomia atau dinetralisir, agar kembali ke habitatnya dan tidak mengganggu pertanian kita,” ujar Sudarwitha.
Ia menambahkan, seluruh pasedahan (wilayah subak) akan terlibat dalam upacara ini dengan membawa tikus dari wilayah masing-masing untuk dipralina (dibakar). Selain itu, akan ada pula simbolisasi tikus dalam bentuk warna tertentu yang ikut diupacarai.
“Rencananya, ngaben bicul akan dipusatkan di Pantai Seseh. Tirta (air suci) dari upacara itu akan dipercikkan ke seluruh areal persawahan dan perkebunan di Badung,” jelasnya.
Ngaben bicul terakhir kali dilakukan pada tahun 2020. Sesuai arahan Bupati Badung, upacara ini akan digelar kembali pada 2026, dan tidak menutup kemungkinan dijadikan agenda rutin, misalnya lima tahun sekali, bergantung kebutuhan. Baiq