Koster: Bung Karno Milik Bangsa, Bukan Milik Partai

IMG-20250629-WA0017

Gubernur Bali Wayan Koster 

 

DENPASAR – balinusra.com | Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan pentingnya masyarakat untuk tidak melupakan sejarah, seraya mengingatkan pesan Bung Karno: “Jas Merah, Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah.” Hal tersebut disampaikannya saat menutup rangkaian Bulan Bung Karno ke-VII di Institut Seni Indonesia (ISI) Bali, Minggu (29/6).

Dalam sambutannya, Koster mengimbau masyarakat untuk memahami bahwa Bung Karno bukan hanya milik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), melainkan milik seluruh bangsa Indonesia.

“Bung Karno mengajarkan kita tentang pengetahuan, pendidikan, dan ideologi kebangsaan. Ini harus terus dipegang teguh oleh generasi penerus sebagai pedoman jangka panjang dalam membangun bangsa,” tegas Koster.

Ia menekankan kembali prinsip Trisakti yang diwariskan Bung Karno, yakni: berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

“Tiga landasan ini adalah prinsip dasar bangsa yang akan selalu relevan dan diperlukan oleh Bangsa Indonesia,” tambahnya.

Sebagai Gubernur dua periode, Koster mengingatkan masyarakat Bali untuk tidak melupakan perjuangan para pahlawan yang telah merebut kemerdekaan. Menurutnya, segala bentuk pembangunan dan kemerdekaan yang dinikmati saat ini merupakan hasil dari perjuangan panjang para pejuang bangsa.

Dalam kesempatan itu, Koster juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Bali yang secara konsisten menyelenggarakan Bulan Bung Karno setiap tahunnya, sesuai dengan Pergub Bali Nomor 19 Tahun 2019. Namun, ia mencatat perlunya peningkatan variasi kegiatan di tahun-tahun mendatang.

“Saya minta agar pelaksanaan Bulan Bung Karno ke depan lebih hidup dan meriah. Perlombaannya juga harus lebih variatif dan menjangkau lebih banyak kalangan,” pintanya.

Untuk diketahui, pelaksanaan Bulan Bung Karno ke-VII Tahun 2025 dimeriahkan dengan berbagai lomba terbuka untuk masyarakat umum. Di antaranya, Lomba Musikalisasi Puisi Bung Karno berjudul ‘Sudah Ber-Ibu Kembali’, Lomba Film Pendek bertema ‘Berdikari Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal Bali’, serta Lomba Film Dokumenter ‘Ketahanan Budaya Bali di Tengah Globalisasi’. Baiq

 

TERP HP-01