DENPASAR – balinusra.com | Kebutuhan darah di Bali terus meningkat, terutama untuk memenuhi permintaan rumah sakit rujukan seperti RSUP Prof. Ngoerah, Denpasar. Dalam sehari, rumah sakit ini membutuhkan 120–150 kantong darah. Belum termasuk kebutuhan dari 78 rumah sakit lainnya di seluruh Bali serta kiriman pasien dari kabupaten/kota hingga luar provinsi.
Ketua Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Provinsi Bali, Ketut Pringgantara, menyampaikan hal tersebut saat menggelar kegiatan donor darah bersama Polsek Denpasar Barat dan Perkumpulan Abadi Kalimantan Barat (PAKABAR) Bali di Sekretariat PAKABAR, Jalan Gunung Soputan, Denpasar, Sabtu (14/6/2025).
“Kebutuhan darah terus meningkat, apalagi saat terjadi kondisi darurat seperti kecelakaan, operasi ortopedi, seksio, dan penanganan pasien thalasemia maupun leukemia,” jelasnya.
Ketut Pringgantara menyoroti bahwa tantangan terbesar saat ini justru datang dari menurunnya ketersediaan golongan darah B. Dari data populasi Bali, hanya 35 persen penduduk bergolongan darah B dan hanya 1 persen bergolongan darah AB dari total 4,4 juta jiwa.
“Berbeda dari wilayah lain, di Bali yang paling sulit ditemukan itu darah golongan B. Ini yang sering membuat kami kewalahan,” ujarnya.
RSUP Prof. Ngoerah sebagai rumah sakit rujukan nasional dan internasional sangat tergantung pada pasokan darah yang stabil. Oleh karena itu, Ketut Pringgantara menekankan pentingnya menjadikan donor darah sebagai gaya hidup sehat dan budaya masyarakat Bali.
Kegiatan donor darah kali ini juga menjadi bagian dari peringatan Hari Donor Darah Sedunia yang jatuh setiap 14 Juni, serta turut memeriahkan Bulan Bung Karno dan Hari Bhayangkara yang diperingati setiap 1 Juli.

Dengan tema “Donorkan Darah, Berikan Harapan, dan Selamatkan Nyawa”, aksi kemanusiaan ini dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia dan bahkan di berbagai belahan dunia.
“Kami mengajak masyarakat, ASN, swasta, media, hingga kaum milenial agar menjadikan donor darah sebagai kewajiban sosial. Ini bukan hanya soal membantu orang lain, tapi juga menjadi medical check-up gratis untuk diri sendiri setiap 2-3 bulan,” ujarnya.
Kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh Kapolsek Denpasar Barat beserta jajarannya, yang turut mendonorkan darah sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan dan kemanusiaan.
“Kami harap masyarakat tidak ragu untuk berdonor darah. Setetes darah sangat berarti bagi yang membutuhkan,” katanya.
Ia berharap, pemerintah daerah ikut aktif mengampanyekan donor darah sebagai bagian dari gaya hidup ASN. Dengan jumlah ASN di Bali mencapai sekitar 17.000 orang, potensi ketersediaan darah dapat dijaga secara konsisten.
Sementara itu, Ketua Panitia Rahadi Widodo yang juga anggota Perkumpulan Abadi Kalimantan Barat (PAKABAR) Bali menyebutkan pihaknya dari PAKABAR Bali bekerjasama dengan PDDI Bali dan Polsek Denpasar Barat (Denbar) menyelenggarakan Donor Darah bertepatan dengan Hari Donor Darah Sedunia.
“Kami berharap seluruh masyarakat Bali dapat berpartisipasi untuk mendonorkan darahnya, karena setetes darah Anda sangat bermanfaat dan berguna bagi mereka yang membutuhkan. PAKABAR Bali dan PDDI Bali sangat luar biasa,” tutupnya. Baiq