Pemerintah Pusat Dukung Proyek Terminal LNG Sidakarya

IMG-20250528-WA0014

DENPASAR – balinusra.com | Pemerintah pusat menyatakan dukungan terhadap proyek Terminal LNG Sidakarya di Denpasar, Bali, sebagai solusi krisis energi yang sempat melumpuhkan Pulau Dewata pada awal Mei lalu. Blackout besar-besaran yang terjadi selama berjam-jam menjadi pengingat akan tingginya ketergantungan Bali terhadap pasokan listrik dari Pulau Jawa.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Hanif Nurofiq turun langsung ke lokasi rencana pembangunan terminal LNG pada Selasa (27/5). Dalam kunjungannya, ia menegaskan bahwa dari sisi lingkungan, proyek ini memungkinkan untuk dilanjutkan dengan catatan mitigasi dampak ekologis harus diperkuat.

“Bali sebagai destinasi pariwisata dunia harus mampu mengembangkan energi bersih terbarukan. Tak hanya bersih dari sampah, tetapi juga mandiri secara energi agar tak tertinggal dari kompetitor global,” kata Hanif di hadapan awak media dan tokoh masyarakat Sidakarya.

Ia menambahkan bahwa pembangunan terminal LNG tidak bisa dilakukan sembarangan. Kajian menyeluruh terkait dampak lingkungan, sosial, serta kesehatan masyarakat harus menjadi syarat utama.

“Kita harus pastikan semua kajian dilakukan secara menyeluruh, termasuk dampak terhadap terumbu karang, habitat laut, dan kesehatan masyarakat. Proyek ini harus memberi manfaat, bukan menciptakan risiko baru,” tegasnya.

Menurut Menteri Hanif, jika seluruh mitigasi dijalankan secara tepat, terminal LNG dapat menjadi solusi strategis untuk menjawab krisis energi, mendukung pertumbuhan ekonomi Bali, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.

Kunjungan ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah pusat tidak tinggal diam menyikapi krisis listrik yang terjadi di Bali. Peristiwa blackout yang mengganggu aktivitas masyarakat dan sektor pariwisata disebut sebagai momentum untuk memperkuat fondasi kemandirian energi di daerah.

Seiring dengan langkah pemerintah pusat, sikap masyarakat terhadap proyek LNG juga mulai berubah. Dukungan dari masyarakat adat muncul, termasuk dari Jero Bendesa Adat Sidakarya, Ketut Suka. Ia menyatakan bahwa sejak 2022, desa adat telah menggelar paruman (musyawarah) terkait proyek ini, dan mayoritas warga menyatakan persetujuan.

“Kami menyetujui rencana ini karena melihat banyak manfaat nyata. Tapi pembangunan harus dilakukan dengan penataan yang holistik, bukan hanya membangun infrastruktur, tapi juga menjaga kenyamanan warga,” ujarnya.

Dengan dukungan dari Kementerian LHK dan restu masyarakat lokal, proyek Terminal LNG Sidakarya kini memasuki babak baru. Dari krisis blackout, harapan akan kemandirian energi Bali mulai terbangun — menuju sistem energi yang lebih bersih, tangguh, dan berkelanjutan. Baiq

TERP HP-01