DENPASAR – balinusra.com | SMK Teknologi Nasional (Teknas) Denpasar, yang berada di bawah naungan Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas), genap berusia 16 tahun pada 10 Februari 2025.
Sekolah vokasi yang beralamat di Jalan Tukad Yeh Aya, No.15 Panjer Denpasar Selatan ini menjadi satu-satunya sekolah IT dan Bisnis terbaik di Kota Denpasar dengan empat program keahlian di antaranya, Akuntansi, Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Otomatisasi dan Tatakelola Perkantoran serta Multimedia.
Ketua Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) Dr. AAN. Eddy Supriyadinata Gorda, menilai empat keahilan tersebut masih memiliki potensi untuk bertahan dan berkembang, meskipun tidak semua program studi di SMK Teknas unggul.
Beberapa jurusan, kata Eddy Supriyadinata Gorda alias ESG tetap dipertahankan guna memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat, meskipun tidak semuanya menunjukkan performa yang optimal.
“Istilahnya dead horse, di mana sebuah organisasi tetap mempertahankan sesuatu yang sudah tidak bisa dikembangkan lagi. Kadang-kadang ada jurusan yang sebenarnya tidak memberikan manfaat, tetapi tetap dipelihara agar kesannya sekolah memiliki banyak pilihan,” ujarnya, Kamis (13/2/2025) di ruang kerjanya.
Menurutnya, selama 70 persen jurusan yang dikelola masih memberikan manfaat bagi kesejahteraan guru dan karyawan, maka keberadaan jurusan lain yang kurang berkembang bukanlah masalah besar.
“Saya selama memimpin Perdiknas selama enam tahun tidak pernah meng-cut keinginan orang. Tapi bagaimana solusinya? Kita harus mencari solusi, karena kalau itu benar-benar masalah, pasti ada jalan keluarnya. Yang tidak bisa diselesaikan adalah sesuatu yang memang tidak perlu dipermasalahkan,” kata ESG.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa jika terjadi penurunan jumlah siswa dalam tiga tahun terakhir di unit-unit Perdiknas, maka evaluasi harus dilakukan. “Apakah kepala sekolah yang harus menghukum dirinya sendiri atau dihukum oleh pemimpinnya? Itu yang harus kita lihat,” katanya.
ESG juga menekankan bahwa evaluasi mendalam diperlukan hanya jika mayoritas jurusan yakni 70 persen mengalami penurunan signifikan. Jika mayoritas tetap stabil dan bermanfaat, maka kebijakan tetap bisa dijalankan dengan mempertahankan keseimbangan antara pengelolaan dan pengembangan sekolah. BN-02